**ARBAIN = SEBUAH PERJALANAN ZIARAH AGUNG
Bukan Haji ke Baitullah yang kami bahas disini, tidak juga
festival Hindu Kumbh Mela yg dilaksanakan beramai-ramai di sungai gangga.
Ziarah Agung yang dilaksanakan setiap 20
Safar ini dikenal dengan ARBAIN.
Sebuah ritual yang menjadi Pertemuan Internasional terbesar
di dunia. Jumlah peziarahnya tahun lalu tercatat lebih dari 20 juta orang,
melebihi jumlah peziarah haji di Mekah.
MENAKJUBKAN! Mengingat Ritual suci ini berlangsung di sebuah Negara
dengan latar belakang geopolitik yang dianggap rawan dan berbahaya. ini
merupakan peristiwa besar yang tak
sanggup dibendung embargo media internasional.
Hal lain yang unik dari Arbain adalah , bukan hanya kaum
Syiah saja, kaum Sunni, bahkan Kristen, Yazidis, Zoroaster dan Sabian juga beberapa turut serta mengambil bagian
baik dalam upacara maupun dalam melayani para peziarah. Ini luar biasa
mengingat ekslusifitas adalah hal yang dianggap mutlak dalam sebuah upacara
keagamaan. Dan hal ini juga membuktikan bahwa tokoh sentral dalam upacara ini,
yakni IMAM HUSAIN AS, adalah tokoh Universal, simbol kasih sayang dan kebebasan
meta agama.
Mengapa hal ini
berusaha disembunyikan media-media Barat dan proBarat? Media yang lebih suka menayangkan hal
negatif, kejam dan sensasional apalagi jika berkaitan dengan Islam?
Jika demo anti Putin, unjuk rasa menuntut demokrasi di
Hongkong, bahkan turunnya sejumlah demonstran anti Imigrasi di London selalu
menjadi headline media Internasional, bagaimana mungkin berkumpulnya 20 juta
lebih manusia dari seantero penjuru dunia di suatu wilayah yang dikatakan penuh
terror dan ancaman dan latar belakang penuh ketegangan, tak mendapat porsi apa-apa kecuali sekedar running news atau sekilas
info??
Secara tidak resmi, media jelas telah melakukan embargo
terhadap peristiwa besar ini, meskipun
peristiwa ini jelas memenuhi semua kriteria untuk menjadi headline,
mulai dari,
-pemandangan yang menakjubkan,
– jumlah jemaah/partisipan
yang luar biasa,
– nilai politik,
– pesan revolusi,
– latar belakang
ketegangan
– sampai orisinalitas.
Basrah ke Karbala
(sebagian dari Najaf ke Karbala) bukanlah perjalanan pendek bila ditempuh
dengan mobil, apalagi jika perjalanan ini ditempuh dengan berjalan kaki. Jika
dari Basrah, maka perlu dua minggu penuh untuk sampai ke Karbala. Orang-orang
dari berbagai usia rela berpanas-panas ditimpa terik matahari di siang hari,
dan melewati dinginnya malam yang menusuk tulang menelusuri jalan-jalan yang dikabarkan rawan serangan
teroris dan berbahaya, dengan hanya
membawa sedikit bekal dan banyak cinta untuk Al-Husain as.
Pelayanan Luar Biasa
Diantara hal yang membuat takjub dalam perjalanan agung ini
adalah pemandangan ribuan tenda dengan dapur-dapur darurat yang didirikan oleh
penduduk sekitar di sepanjang jalan yang
dilewati para peziarah. Tenda-tenda yang disebut Mawkib ini menjadi tempat bagi
para peziarah beristirahat dan
mendapatkan apapun yang mereka butuhkan. Makanan segar, tempat untuk
beristirahat, telpon gratis, popok bayi dan kebutuhan lain, semuanya gratis.
Bahkan sebenarnya peziarah tak perlu membawa apapun selama perjalanan kecuali
pakaian yang mereka pakai.
Menarik melihat bagaimana pengurus mawkib-mawkib ini
mengundang para peziarah untuk makan dan beristirahat. Mereka menanti di
pinggir jalan dan memohon dengan sopan agar para peziarah mau menerima tawaran mereka.
Pelayanan yang mereka berikanpun layaknya pelayanan untuk raja-raja. Peziarah-peziarah ini mendapatkan pijat kaki,
kemudian dihidangkan makanan hangat nan lezat, lalu sementara beristirahat,
jika ada pakaian kotor yang perlu dicuci maka pengurus mawkib akan mencuci,
mengeringkan, menyetrika baju itu dan mengembalikannya saat peziarah bersiap
melanjutkan perjalanan. Tentu saja, semuanya gratis!
Sekedar perbandingan, setelah gempa Haiti, melalui sumbangan
dari seluruh dunia PBB meluncurkan Operation Unified Response yang menyatukan
sumber dana besar dari berbagai lembaga federal dan mengumumkan bahwa selama 5
bulan, 4,9 juta porsi makanan telah dikirim untuk penduduk Haiti. Sekarang
bandingkan dengan 50 juta porsi makanan setiap hari selama berlangsungnya
ritual Arbain. Setara dengan 700 juta porsi makanan untuk dua minggu perjalanan
dari Basrah ke Karbala.
Kesemuanya dibiayai bukan oleh PBB, atau sumbangan
Organisasi Internasional tertentu. Melainkan disediakan oleh penduduk sekitar
dan para petani yang rela menabung dan menghemat sepanjang tahun dengan niat
agar bisa menjamu para tetamu Al-Husain as, termasuk layanan keamanan.
Penjagaan ketat keamanan ini dilakukan oleh tentara-tentara relawan yang di
satu sisi mewaspadai ISIS dan di sisi lain melindungi para peziarah.
Seharusnya, ARBAIN masuk dalam daftar Guiness Book of Record
untuk banyak kategori sekaligus. antara lain kategori Pertemuan Internasional
tahunan terbesar, jamuan makan terpanjang, Jumlah penyaji makanan gratis
terbanyak, jumlah relawan terbanyak dalam satu even, Long March terpanjang
dengan peserta terbanyak. Dan semua dilaksanakan dibawah situasi keamanan yang
bisa saja sewaktu-waktu terjadi
serangan.
Siapakah Al-Husain ini? Bagaimana seseorang yang telah
meninggal 1396 lalu bisa begitu hidup dan
bisa menarik berjuta-juta orang dari seantero dunia untuk datang
meneriakkan jawaban atas panggilannya?
meneriakkan suara-suara keadilan? Bagaimana panggilannya yang berabad-abad
lalu, masih terus membangkitkan semangat revolusi yang begitu kuat?
Jika dunia mengerti Husain, pesannya dan pengorbanannya,
mereka akan mulai mengerti akar permasalahan mengapa Zionis, antek-anteknya,
serta boneka-bonekanya seperti ISIS dan
pahamnya melakukan segala jenis pembunuhan dan penghancuran terhadap kaum
syiah.
Berabad-abad lalu di Karbala, kemanusiaan menjadi saksi
tragedi pembunuhan paling keji terhadap
Al-Husain as. Namun semangat dan bara revolusinya terus menyala dan
menginspirasi perindu kebenaran untuk bangkit dan melawan segala bentuk
penindasan.
Inilah alasan embargo media atas Arbain. Namun tak ada yang bisa memadamkan bara atas pembunuhan
Al-Husain di hati setiap mukmin dan setiap hati yang jujur . Tak juga embargo media manapun.
Sumber : Ust. Syamsunar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar